clock December 24,2023
China Tetap Menjadi Investor Utama di Indonesia: Peluang dan Tantangan

China Tetap Menjadi Investor Utama di Indonesia: Peluang dan Tantangan

Hingga saat ini, China masih menempati posisi kedua sebagai negara terbesar yang menanamkan investasi di Indonesia, setelah Singapura. Hal ini mendorong Pemerintah Indonesia untuk terus mengintensifkan promosi guna menarik lebih banyak investasi dari negara tersebut. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat bahwa pada tahun 2023, realisasi investasi di Indonesia mencapai Rp1.418,9 triliun, dengan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp744,0 triliun. Lima negara teratas yang berinvestasi di Indonesia adalah Singapura, China, Malaysia, Jepang, dan Hong Kong.



Peningkatan investasi dari berbagai negara di Indonesia membawa dampak positif, seperti penyerapan tenaga kerja yang lebih banyak, transfer teknologi, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Pemerintah melihat potensi investasi baru dari China masih sangat tinggi. Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala BKPM, Rosan Roeslani, bahkan melakukan kunjungan ke China untuk mempromosikan potensi investasi di Indonesia.



Kunjungan tersebut membuahkan hasil dengan adanya komitmen dari China untuk berinvestasi di Indonesia senilai 7,4 miliar dolar AS (setara Rp120,7 triliun). Angka ini sebanding dengan investasi China di Indonesia pada tahun 2023. BKPM menargetkan realisasi investasi pada tahun 2024 sebesar Rp1.650 triliun dengan serapan tenaga kerja mencapai 2,12 juta orang. Pada tahun 2025, target realisasi investasi meningkat menjadi Rp1.906 triliun dengan serapan tenaga kerja 2,45 juta orang. Jika komitmen China ini dapat direalisasikan pada tahun 2025, tentunya akan mempermudah upaya Pemerintah dalam memenuhi target realisasi investasi.



Mengajak pengusaha China untuk berinvestasi di Indonesia bukanlah hal yang mudah. Kondisi ekonomi global yang tidak menentu pada tahun 2025 diperkirakan akan mempengaruhi upaya peningkatan investasi asing, termasuk dari China. Selain itu, China yang masuk ke Indonesia melalui industri otomotif memerlukan pemahaman regulasi untuk berinvestasi di sektor yang berbeda. Budaya kerja juga menjadi faktor penting bagi pekerja Indonesia untuk melakukan penyesuaian.


Pemerintah Indonesia harus melakukan berbagai pendekatan kepada investor China dan memastikan adanya tindak lanjut. Tanggapan positif dari pihak China menjadi indikator bahwa negara ini berniat untuk meningkatkan investasinya di Indonesia. Indonesia harus bersaing dengan negara tetangga untuk menarik investor asal China. Oleh karena itu, harus ada nilai tambah yang membedakan Indonesia dari negara-negara tetangga yang selama ini menjadi tujuan investasi. Jaminan keamanan, kepastian berusaha, serta kemudahan dalam kegiatan ekspor dan impor menjadi syarat agar Indonesia menjadi tempat yang menarik bagi investor.


Keunggulan yang kontraproduktif seperti upah pekerja murah harus ditinggalkan. Sebagai gantinya, ketersediaan tenaga kerja yang terdidik dan terlatih sesuai kebutuhan menjadi prioritas. Budaya kerja yang mampu mengimbangi negara-negara yang selama ini menjadi investor utama di Indonesia juga sangat penting.


Kunjungan Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Indonesia, Wang Lutong, ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur, menjadi sinyal hubungan kedua negara dalam upaya menarik investasi ke Indonesia semakin jelas. Kunjungan ini menegaskan komitmen Tiongkok dalam memperkokoh hubungan strategis dengan Indonesia, khususnya di sektor industri dan investasi.


Potensi sumber daya alam dan kepastian berusaha menjadi daya tarik bagi pemilik modal untuk berinvestasi di Indonesia. Promosi yang dilakukan harus terkait dengan kedua hal tersebut. Aspek perizinan baik di pusat maupun di daerah seharusnya dapat diintegrasikan pada satu tempat serta dibuat sederhana dan singkat. Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik (OSS) diharapkan dapat mempermudah proses perizinan.


Kemajuan di bidang digital seharusnya mempermudah upaya peningkatan investasi. Selain kondisi jalan dan ketersediaan listrik yang layak, layanan internet berkecepatan tinggi juga menjadi hal yang mutlak untuk mendongkrak investasi. Dengan berbagai langkah promosi yang dibarengi dengan aksi nyata di lapangan untuk menciptakan iklim investasi yang nyaman, diharapkan investor semakin tertarik untuk menanamkan modalnya di Indonesia, tidak hanya dari China tetapi juga dari negara-negara lain.

Kamu harus terdaftar atau login untuk berkomentar Masuk?

Berita Terkait

Follow US

Top Categories