VOXINDONESIA.COM - Surabaya: Provinsi Jawa Timur telah mencatatkan kontribusi yang luar biasa dalam laju tanam padi nasional, mencapai 25 persen dari total luas tanam nasional per April 2025. Prestasi ini menegaskan komitmen Jawa Timur dalam mendukung ketahanan dan kedaulatan pangan Indonesia.
Menurut data dari Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, gerakan tanam serentak nasional pada April 2025 telah mencakup 924.989 hektare di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, Jawa Timur menyumbang 227.802 hektare tanam padi sejak awal hingga 22 April.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyatakan, "Kontribusi ini sangat signifikan, artinya seperempat laju tanam nasional berasal dari Jawa Timur," pada Kamis, 24 April 2025.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per 8 April 2025, luas panen padi di Jawa Timur pada periode Januari-Mei 2025 diprediksi mencapai 964.768 hektare. Angka ini menunjukkan peningkatan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 859.957 hektare.
"Terjadi peningkatan seluas 104.811 hektare atau naik 12,19 persen dari tahun lalu. Ini merupakan capaian tertinggi dibanding dua provinsi produsen padi lainnya, Jawa Tengah (811.994 hektare) dan Jawa Barat (753.287 hektare)," tambah Khofifah.
Gerakan tanam serentak nasional yang baru-baru ini dipimpin langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto, dilaksanakan secara daring di 14 provinsi. Desa Purwosari, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo, menjadi titik pusat pelaksanaan di Jawa Timur.
"Selain secara simbolis, penanaman di Ponorogo juga dilakukan dengan dua metode, manual dan menggunakan mesin transplanter," jelas Khofifah.
Untuk mendukung percepatan tanam, Pemprov Jatim juga mendorong pemanfaatan musim hujan yang masih berlangsung. Khofifah menekankan pentingnya percepatan ini untuk meningkatkan produksi, efisiensi usaha tani, hingga kesejahteraan petani.
"Percepatan tanam dilakukan dengan mempercepat proses panen, memperkuat koordinasi penyerapan gabah oleh Bulog dengan harga Rp6.500/kg, serta memastikan ketersediaan bibit dan penyemaian luar lahan," ujarnya.
Khofifah mencontohkan metode penyemaian luar lahan yang digunakan dalam kegiatan tanam serentak di Ponorogo, di mana benih telah tumbuh selama dua minggu sebelum dipindahkan ke sawah.
Khofifah berharap keberhasilan Jawa Timur dalam mengakselerasi laju tanam padi menjadi penyemangat bagi petani dan pemangku kepentingan lainnya untuk terus berinovasi di sektor pertanian.
“Kami bersyukur Jawa Timur menjadi provinsi dengan laju tanam padi tertinggi secara nasional. Harapannya, ini menjadi pemacu produktivitas dan penguatan ketahanan pangan Indonesia ke depan,” pungkasnya.
Dengan kontribusi signifikan dalam laju tanam padi nasional, Jawa Timur menunjukkan perannya sebagai pelopor dalam ketahanan pangan Indonesia. Dukungan dari pemerintah daerah dan inovasi dalam metode penanaman diharapkan dapat terus meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani, serta memperkuat ketahanan pangan nasional di masa mendatang.
Kamu harus terdaftar atau login untuk berkomentar Masuk?