clock December 24,2023
Penyelidikan Polisi Korea Selatan atas Ancaman E-mail Terkait Insiden Jeju Air

Penyelidikan Polisi Korea Selatan atas Ancaman E-mail Terkait Insiden Jeju Air

Saat ini, pihak kepolisian Korea Selatan sedang mendalami laporan mengenai surat elektronik yang mengandung ancaman, mengklaim bahwa insiden pesawat Jeju Air pada hari Minggu (29/12) adalah tindakan yang disengaja oleh pengirim. Surel ancaman tersebut dilaporkan telah diterima oleh Kementerian Kehakiman, di mana seorang pegawai kementerian melaporkan penerimaan surel tersebut pada hari Senin (30/12) sekitar pukul 08.50 pagi waktu setempat.


Dalam surel tersebut, pengirim mengklaim bertanggung jawab atas insiden Jeju Air dan mengancam akan meledakkan bom berkekuatan tinggi di beberapa pusat kota besar di Korea Selatan pada malam pergantian Tahun Baru 2025, Selasa (31/12). Surel ini ditulis dalam bahasa Jepang dan Inggris, dan dikirim oleh seseorang yang mengaku bernama Takahiro Karasawa, asal Jepang.


Nama Takahiro Karasawa sebelumnya juga digunakan dalam ancaman serangan bom terhadap beberapa fasilitas publik di Korea Selatan pada Agustus lalu. Pada saat itu, seorang pengacara dengan nama asli Takahiro Karasawa mengeluarkan pernyataan di media sosial bahwa identitasnya telah dicatut dan digunakan tanpa izin. "Sepertinya nama saya digunakan tanpa izin," demikian pernyataan Karasawa.


Polisi menduga bahwa ancaman ini mungkin merupakan ulah seorang ekstremis. Unit Investigasi Siber Kepolisian Metropolitan Seoul sedang menyelidiki e-mail misterius ini dan memeriksa kemungkinan bahwa ancaman ini dilakukan oleh pelaku yang sama.


Penerbangan Jeju Air 2216 mengalami kecelakaan setelah tergelincir dan menabrak tembok beton pembatas landasan pacu hingga meledak saat mendarat di Bandara Muan, Korea Selatan, pada Minggu pagi waktu setempat. Pesawat yang mengangkut 181 orang ini terbang dari Thailand menuju Muan. Insiden tersebut menewaskan 179 orang, termasuk seluruh penumpang dan beberapa awak kabin, menjadikannya kecelakaan penerbangan paling fatal di Korea Selatan. Hanya dua awak kabin yang selamat dari insiden ini.


Pihak berwenang masih menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat dan menunggu analisa kotak hitam yang telah ditemukan. Pengamat penerbangan dan otoritas Korea Selatan menduga kuat bahwa pesawat Boeing 737-800 tersebut terpaksa mendarat tanpa roda pendaratan akibat menabrak burung atau bird strike. Penyelidikan awal mengungkap bahwa menara ACT bandara telah mengeluarkan peringatan bird strike sebelum pesawat mengalami masalah dan kecelakaan.


Dengan penyelidikan yang masih berlangsung, pihak berwenang berupaya untuk mengungkap kebenaran di balik ancaman e-mail dan kecelakaan tragis ini. Keamanan di seluruh Korea Selatan telah diperketat menjelang malam pergantian tahun, sementara masyarakat menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut.

Kamu harus terdaftar atau login untuk berkomentar Masuk?

Berita Terkait

Follow US

Top Categories