clock December 24,2023
Kisah Keberuntungan Kapten Marinir Suseno: Miliarder dari Undian SDSB

Kisah Keberuntungan Kapten Marinir Suseno: Miliarder dari Undian SDSB

Pada tahun 1991, sebuah peristiwa luar biasa menimpa seorang prajurit TNI, Kapten Marinir Suseno. Pria berusia 50 tahun ini dipanggil oleh Menkopolkam, Sudomo, untuk menerima hadiah sebesar Rp1 miliar. Namun, hadiah ini bukanlah penghargaan atas prestasinya sebagai prajurit Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), melainkan karena keberhasilannya memenangkan undian Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah (SDSB).


Menurut laporan surat kabar Suara Pembaruan pada 8 Mei 1991, Suseno memenangkan Rp1 miliar dari undian SDSB periode ke-14. Awalnya, ia hanya membeli kupon seharga Rp5.000 dan tak disangka berhasil memenangkan hadiah utama. Keberhasilan ini mengubah hidup Suseno secara drastis, dari seorang prajurit biasa menjadi seorang miliarder.


Pada tahun 1990-an, uang sebesar Rp1 miliar memiliki nilai yang sangat besar. Sebagai gambaran, harga rumah di kawasan elit Pondok Indah, Jakarta, saat itu sekitar Rp80 juta per unit. Dengan uang Rp1 miliar, Suseno bisa membeli hingga 12 unit rumah di kawasan tersebut. Selain itu, harga emas pada tahun 1990 hanya Rp20 ribu per gram, sehingga dengan uang Rp1 miliar, Suseno bisa membeli 50 kg emas. Jika dikonversikan ke harga emas saat ini (1 gram: Rp1 juta), nilai Rp1 miliar pada masa itu setara dengan Rp50 miliar sekarang.


SDSB adalah program undian resmi yang dijalankan oleh Kementerian Sosial pada era pemerintahan Soeharto, dimulai sejak 1 Januari 1989. Program ini bertujuan untuk mengumpulkan dana dari masyarakat yang kemudian dialokasikan untuk pembangunan. Sebagai imbalannya, masyarakat berkesempatan memenangkan hadiah dari pemerintah dengan nominal tertinggi mencapai Rp1 miliar.


Untuk berpartisipasi dalam SDSB, masyarakat hanya perlu membeli kupon dan menunggu pengumuman pemenang yang biasanya disiarkan pada Rabu malam melalui radio. Namun, peluang untuk menang sangat kecil, hanya 1-2 orang dari jutaan peserta yang berhasil memenangkan hadiah. Oleh karena itu, memenangkan undian ini dianggap sebagai keberuntungan seumur hidup.


Daya tarik SDSB membuat banyak orang berlomba-lomba untuk ikut serta, mulai dari petani, tukang becak, hingga prajurit TNI. Beberapa peserta bahkan berkonsultasi dengan dukun untuk mendapatkan nomor yang diyakini akan menang.


Meskipun SDSB terbukti membuat banyak orang mendadak kaya, program ini tidak berbeda dengan perjudian yang marak saat itu. Aktivis penentang Orde Baru, Sri Bintang Pamungkas, dalam bukunya "Ganti Rezim Ganti Sistim" (2014), menyebut SDSB sebagai bentuk perjudian yang dilegalisasi oleh pemerintah Soeharto.


Tidak mengherankan, ketika SDSB menjadi populer, banyak masyarakat dan lembaga yang menentangnya. Akhirnya, program SDSB dihentikan pada tahun 1993.



Kisah Kapten Marinir Suseno adalah contoh nyata bagaimana keberuntungan dapat mengubah hidup seseorang secara drastis. Namun, di balik keberuntungan tersebut, terdapat kontroversi yang menyelimuti program SDSB. Meskipun program ini telah berakhir, kisah Suseno tetap menjadi pengingat akan daya tarik dan risiko dari perjudian yang terselubung dalam bentuk undian resmi.

Kamu harus terdaftar atau login untuk berkomentar Masuk?

Berita Terkait

Follow US

Top Categories