Di tengah pesatnya pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia, perusahaan-perusahaan global raksasa berlomba-lomba menanamkan investasi dalam pengembangan keahlian digital masyarakat. Apple, misalnya, mendirikan Apple Developer Academy sebagai bagian dari strategi untuk memperoleh izin penjualan iPhone di tanah air. Sementara itu, Google telah lama berkontribusi melalui Google Developer Program yang telah berjalan selama bertahun-tahun.
Google Developer Program dijalankan melalui kolaborasi dengan berbagai institusi lokal, baik dari sektor pemerintah maupun swasta. Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan digital masyarakat Indonesia, sejalan dengan kebutuhan negara akan talenta digital yang mencapai 600 ribu orang per tahun, menurut data dari Bank Dunia.
Narenda Wicaksono, CEO dan Founder Dicoding, menyatakan bahwa inisiatif dari perusahaan teknologi dalam mengembangkan talenta digital di Indonesia patut diapresiasi. Menurutnya, langkah ini sangat penting untuk mencapai visi Indonesia Emas, di mana Indonesia ditargetkan menjadi negara dengan pendapatan terbesar ke-5 di dunia pada tahun 2045.
Beberapa kementerian yang terkait dengan pengembangan talenta digital, seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, juga melihat pelatihan ini sebagai langkah penting untuk mencapai visi tersebut. Narenda menekankan bahwa baik inisiatif dari sektor swasta maupun pemerintah, serta kerja sama di antara keduanya, memiliki dampak yang signifikan.
Salah satu contoh program pelatihan yang sukses adalah program Bangkit, hasil kerja sama antara Google dan Kemdikti Saintek. Dalam lima tahun terakhir, program ini telah melatih sekitar 25 ribu peserta, dengan dampak ekonomi yang signifikan. Narenda menyebutkan bahwa dampak ekonomi dari program ini mencapai Rp 2,8 triliun, dan 80 persen lulusan program ini berhasil mendapatkan pekerjaan dalam waktu enam bulan setelah lulus.
Di sisi lain, Apple Developer Academy yang didirikan sejak 2018 telah meluluskan 2.500 calon developer dari pusat pelatihan yang berlokasi di Jakarta, Batam, dan Surabaya. Lebih dari 90% lulusan akademi ini telah mendapatkan pekerjaan di berbagai industri, termasuk teknologi informasi, perbankan dan keuangan, pendidikan, kesehatan, hingga pemerintahan.
Narenda berharap agar di masa depan semakin banyak program pelatihan serupa yang dapat diakses oleh sumber daya manusia di Indonesia. Dengan demikian, negara dapat memanfaatkan potensi ekonomi digital secara optimal dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Dicoding, sebagai startup yang didirikan pada 5 Januari 2015, memiliki misi untuk mengembangkan ekosistem developer di Indonesia. Melalui platform pembelajaran elektronik di Dicoding.com, startup edutech ini berperan sebagai mitra pelaksana dari program developer Google, berkontribusi dalam mencetak talenta digital yang siap bersaing di kancah global.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, baik dari sektor swasta maupun pemerintah, diharapkan Indonesia dapat terus mengembangkan potensi ekonomi digitalnya dan menjadi salah satu pemain utama di dunia digital global.
Kamu harus terdaftar atau login untuk berkomentar Masuk?