clock December 24,2023
Ko Wen-je Didakwa Korupsi: Pukulan Telak bagi Gerakan Politik Alternatif di Taiwan

Ko Wen-je Didakwa Korupsi: Pukulan Telak bagi Gerakan Politik Alternatif di Taiwan

Ko Wen-je, yang pernah menjadi bintang politik Taiwan dan calon presiden, kini menghadapi dakwaan korupsi. Politisi berusia 65 tahun ini dituduh menerima suap sebesar setengah juta dolar terkait transaksi real estate selama masa jabatannya sebagai walikota Taipei, serta melaporkan keuangan kampanye secara tidak benar selama pencalonannya sebagai presiden pada bulan Januari.


Jaksa penuntut menuntut hukuman penjara hingga 28,5 tahun bagi Ko. Dakwaan ini menjadi pukulan telak bagi gerakan politik yang diwakilinya, yang telah menarik perhatian pemilih yang mencari alternatif dari Partai Progresif Demokratik yang berkuasa dan oposisi utama Kuomintang.


Ko, yang membantah tuduhan korupsi tersebut, ditangkap pada bulan September dan ditahan. Jaksa menyatakan bahwa Ko adalah salah satu dari 11 orang yang sedang diadili. Beberapa anggota lain dari Partai Rakyat Taiwan yang dipimpinnya juga didakwa atas penyalahgunaan sumbangan politik.


Sebagai kuda hitam dalam pemilihan presiden Januari lalu, Ko berhasil meraih lebih dari 25% suara, tidak jauh di belakang kandidat partai yang berkuasa, Lai Ching-te, yang memperoleh 40%. Pengamat pada saat itu menyatakan bahwa meskipun Ko berada di posisi terakhir di antara tiga calon presiden, perolehan suaranya yang signifikan menunjukkan permintaan pemilih akan lanskap politik yang lebih pluralistik di luar dua partai utama.


Ko naik daun dengan memposisikan dirinya sebagai pilihan ketiga di luar dua partai utama. Dia mengkritik DPP karena memicu ketegangan dengan Beijing, yang menganggap pulau yang memerintah sendiri itu sebagai wilayahnya, tetapi juga menyalahkan KMT karena terlalu tunduk. Setelah mendukung para pengunjuk rasa selama Gerakan Bunga Matahari anti-Beijing pada tahun 2014, Ko terpilih sebagai walikota Taipei sebagai kandidat independen.


Dia memenangkan masa jabatan kedua pada tahun 2018, tetapi politiknya tampak bergeser dan dia memperluas hubungan Taipei dengan daratan China. Lama dikenal sebagai kartu liar dalam politik Taiwan, Ko sering memicu kontroversi dengan retorika beraninya dan ide kampanye yang unik. Dia digambarkan sebagai "mesin kesalahan" dan membintangi video rap dalam upaya pemilihan ulangnya pada tahun 2018.


Setelah kekalahannya dalam pemilihan presiden, Ko berjanji untuk tidak menyerah pada karier politiknya dan diperkirakan akan mencalonkan diri lagi pada tahun 2028. Namun, masih harus dilihat apakah partainya dapat pulih dari gelombang penuntutan ini. Penangkapan Ko telah memicu protes dari sekutu dan pendukungnya, yang menuduh DPP menggunakan tuduhan tersebut untuk menekan lawan-lawannya.


Dakwaan terhadap Ko Wen-je menyoroti tantangan yang dihadapi gerakan politik alternatif di Taiwan. Dengan tuduhan korupsi yang menggantung di atasnya, masa depan politik Ko dan partainya menjadi tidak pasti. Namun, dukungan dari para pendukungnya menunjukkan bahwa ada keinginan untuk perubahan dalam lanskap politik Taiwan, meskipun jalan menuju perubahan tersebut tampaknya penuh dengan rintangan.

Kamu harus terdaftar atau login untuk berkomentar Masuk?

Berita Terkait

Follow US

Top Categories