VOXINDONESIA.COM, Jakarta - Di era Orde Baru, kebebasan pers di Indonesia berada di bawah tekanan yang sangat berat. Salah satu insiden yang menggambarkan situasi tersebut adalah teror yang dialami oleh kantor media Suara Indonesia. Teror ini terjadi dalam bentuk yang sangat mengerikan, yaitu pengiriman kepala manusia ke kantor media tersebut. Peristiwa ini menjadi salah satu contoh nyata dari upaya pembungkaman suara kritis terhadap pemerintah pada masa itu.
Kejadian ini bermula ketika Suara Indonesia, sebuah media yang dikenal kritis terhadap kebijakan pemerintah Orde Baru, menerima ancaman yang tidak biasa. Pada suatu hari, sebuah paket misterius tiba di kantor mereka. Ketika dibuka, paket tersebut berisi kepala manusia yang masih berdarah. Teror ini jelas merupakan pesan intimidasi yang ditujukan untuk menakut-nakuti para jurnalis dan memaksa mereka untuk berhenti menyuarakan kebenaran.
Teror ini menimbulkan ketakutan yang mendalam di kalangan jurnalis Suara Indonesia. Banyak dari mereka merasa terancam dan khawatir akan keselamatan diri dan keluarga. Namun, alih-alih menyerah pada tekanan, peristiwa ini justru memicu semangat perlawanan di kalangan jurnalis. Mereka semakin bertekad untuk terus menyuarakan kebenaran dan melawan segala bentuk penindasan terhadap kebebasan pers.
Masa Orde Baru dikenal sebagai periode di mana kebebasan pers sangat dibatasi. Pemerintah saat itu menerapkan berbagai kebijakan yang mengekang media, termasuk sensor ketat dan ancaman terhadap jurnalis yang berani mengkritik kebijakan pemerintah. Teror yang dialami oleh Suara Indonesia hanyalah salah satu dari sekian banyak bentuk intimidasi yang dialami oleh media pada masa itu.
Meskipun menghadapi ancaman yang serius, banyak jurnalis dan media yang tetap berjuang untuk mempertahankan kebebasan pers. Mereka membentuk aliansi dan jaringan untuk saling mendukung dan melindungi satu sama lain. Selain itu, mereka juga berusaha untuk menggalang dukungan dari masyarakat dan komunitas internasional untuk menekan pemerintah agar menghormati kebebasan pers.
Peristiwa teror kepala manusia di kantor media Suara Indonesia merupakan salah satu contoh nyata dari upaya pembungkaman suara kritis pada masa Orde Baru. Meskipun menghadapi ancaman yang serius, para jurnalis tetap berjuang untuk mempertahankan kebebasan pers dan menyuarakan kebenaran. Kisah ini mengingatkan kita akan pentingnya kebebasan pers sebagai pilar demokrasi dan perlunya perlindungan terhadap jurnalis dari segala bentuk intimidasi dan ancaman.
Kamu harus terdaftar atau login untuk berkomentar Masuk?