VOXINDONESIA.COM - Baru-baru ini, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengunjungi Resimen Induk Dalam Militer (Rindam) III Siliwangi untuk meninjau perkembangan pendidikan kedisiplinan yang dijalani oleh para siswa. Dalam kunjungan tersebut, Dedi didampingi oleh Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi, yang lebih dikenal dengan panggilan Kak Seto. Kehadiran Kak Seto di barak militer ini memberikan kesempatan bagi Dedi untuk berbagi pandangannya mengenai kondisi para siswa.
Dedi Mulyadi menyampaikan bahwa para siswa yang menjalani pendidikan di barak militer menunjukkan perkembangan yang lebih baik dibandingkan saat mereka berada di sekolah. "Aman kak, anak-anaknya lebih baik dibanding di sekolah," ujar Dedi kepada Kak Seto. Menurutnya, kebutuhan gizi para siswa terpenuhi dengan baik dan mereka tidak terlibat dalam kegiatan negatif seperti merokok, bermain ponsel, atau membuat keributan di rumah.
Lebih lanjut, Dedi menjelaskan bahwa para siswa merasa lebih nyaman dan segar selama berada di barak militer. Mereka menjalankan ibadah sholat lima waktu dan bangun pagi untuk melaksanakan kegiatan. "Lebih baik dari sekolah," tegas Dedi, menekankan pentingnya kedisiplinan yang diterapkan di lingkungan militer.
Dedi juga memaparkan rencana setelah para siswa menyelesaikan pendidikan selama 28 hari di barak militer. "Kami sudah nyiapin tempat, daya tampungnya hampir seribu orang," ungkapnya, merujuk pada lokasi pelatihan untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) di Cimahi. Dedi menambahkan bahwa akan ada evaluasi menyeluruh sebelum dan sesudah pelatihan, mencakup aspek fisik dan mental.
Ketika ditanya mengenai pandangannya, Kak Seto menyatakan kekagumannya terhadap program ini. "Sangat luar biasa," tuturnya. Dedi juga memastikan bahwa tidak ada pelanggaran hak asasi manusia selama pelatihan berlangsung. "Wajahnya ada pelanggaran HAM engga?" tanya Dedi sambil tersenyum kepada Kak Seto dan staf Kantor Wilayah Hak Asasi Manusia. Staf Kanwil HAM Jawa Barat pun mengonfirmasi bahwa tidak ada hak yang terlanggar.
Dedi Mulyadi mengakui adanya tantangan dalam menghadapi generasi muda saat ini. "Sekarang satu, gubernur kalah sama murid. Dua, orang tua kalah sama anak. Di jalan, petugas juga kalah sama mereka," ujarnya. Namun, ia menegaskan bahwa keraguan dalam bertindak hanya akan menimbulkan masalah. "Kalau saya ditakdirkan tidak pernah ragu," tandasnya, menunjukkan komitmennya untuk terus mendukung pendidikan kedisiplinan yang positif bagi generasi muda.
Kamu harus terdaftar atau login untuk berkomentar Masuk?