Jakarta - Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia Bahlil Lahadalia geram dengan pihak-pihak yang mempertanyakan kontribusinya kepada Partai Golkar. Bahlil balik bertanya, apakah mereka itu perna bertaruh nyawa untuk Golkar belum? "Jadi, pertanyaan bagi saya adalah mereka-mereka yang ngomong ini sudah perna mempertaruhkan nyawanya (bagi Golkar) apa belum," ujar Bahlil kepada Karny Ilyas di TvOne, tadi malam.
Bahlil menceritakan detik-detik bagaimana dirinya hampir terbunuh di Papua saat berkampanye di Pegunungan untuk Calon Gubernur Partai Golkar saat itu.
"Untuk mempertahankan marwah Partai, waktu kami kampanye di pegunungan kami diserang, oleh kubuh lawan. Dengan panah, dengan batu, dengan bunyi tembakan, waktu saya dan calon gubernur yang ketua DPD Golkar, " ucap Bahlil.
Melihat situasi semakin memanas, Bahlil menarik sang Calon Gubernur Habel Melkias Suwae berlindung ke bawah panggung.
"Saya tarik masuk dibawa panggung. Kemudian (dari bawa panggung) saya menelpon Pak Kapolda Papua. Kapolda Papua waktu itu bertetangga dengan saya yang namanya Abang saya Pak Tito Karnavian, yang sekarang jadi rekan saya di kabinet," tutur Bahlil.
Tak lama kemudian bantuan datang. Bahlil dan timses dievakuasi. "Dikirim pesawat, dijemput, naik pesawat tinggal baju dalam saja. Bang Karny, yang saya hormati," ujar Bahlil dengan mata berkaca kaca mengingat pengalaman itu.
Sebab itu, Bahlil bertanya kontribusi macam apa yang dimaksud oleh sejumlah elit Golkar yang bertanya itu?
"Saya mau tanya, kontribusi semacam apa yang dimaksudkan dia itu? Nyawa kami terancam saya mengabdi di Partai tidak pernah mau menjadi anggota DPR. Tidak juga saya minta menjadi Bupati, waktu itu semuanya minta saya jadi Bupati. Tapi saya tidak mengambil itu, kenapa? Karena memang saya hanya mengabdi di Partai," ujar Bahlil.
Tak hanya nyawa, Bahlil mengatakan, demi partai di Papua dirinya harus siap mengorbankan uang yang tidak sedikit demi kejayaan Golkar. Pembiayaan operasional partai di Papua merupakan yang terbesar di Tanah Air, sebab medan pelayanan yang luas dan alam yang ganas serta inflasi yang sangat tinggi.
"Sebagai bendahara tugasnya mengeluarkan uang tapi saya tidak perna menghitung itu kok.yang menjadi pertanyaan bagi saya adalah apakah nyawa kami menjadi taruhan kami kemudian keluar dari partai? Saya hadapi itu semuanya. Sebab sebagai kader yang didoktrin kader patriot politik Golkar, sudah didoktrin untuk rela mau mempertaruhkan segalanya bagi moril maupun materil," pungkas Bahlil.
Bahlil menambahkan, dalam doktrin karya dan kekaryaan, Golkar, kontribusinya sebagai menteri wajib diperhitungkan.
"Dan kemudian saya menjadi menteri, itu juga sebagai kontribusi," ucap pria kelahiran Banda Nairra, Maluku ini.
Kamu harus terdaftar atau login untuk berkomentar Masuk?