clock December 24,2023
Keberhasilan Presiden Prabowo Subianto dalam Membangun Kemandirian Pangan di Tengah Ketidakpastian Global

Keberhasilan Presiden Prabowo Subianto dalam Membangun Kemandirian Pangan di Tengah Ketidakpastian Global

VOXINDONESIA.COM, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto dinilai berhasil memulai masa pemerintahannya dengan landasan yang kokoh dan arah yang tepat, terutama dalam membangun kemandirian sektor pangan di tengah ketidakpastian geopolitik global. Aktivis Gerakan Mahasiswa 1998 Yogyakarta, Haris Rusly Moti, menyatakan bahwa Indonesia telah mengambil langkah strategis di tengah perang tarif dan fluktuasi mata uang internasional.


"Kita sedang menghadapi situasi peperangan menggunakan senjata tarif dan currency. Di tengah guncangan dan ketidakpastian situasi geopolitik tersebut, bangsa kita berhasil memulai langkah dengan dasar yang kuat dan arah yang tepat, yaitu membangun kemandirian di sektor pangan," ujar Haris saat dihubungi, Senin (28/4).


Haris mengaku terharu dengan capaian enam bulan pemerintahan Presiden Prabowo di sektor pertanian. Dalam waktu yang relatif singkat, Indonesia berhasil mencapai swasembada beras. "Negara 'kebanjiran' beras dari petani kita sendiri," ungkapnya.


Menurut Haris, Indonesia saat ini memiliki peluang besar untuk membangun kemandirian industri pangan, terutama di tengah perang tarif dan currency yang sedang berlangsung. Kebijakan perlindungan perbatasan yang diterapkan oleh banyak negara memaksa setiap negara untuk hidup mandiri dan tidak bergantung pada impor.


Haris menyoroti bagaimana gempuran impor produk industri asing telah meruntuhkan industri nasional. Industri manufaktur yang menyerap banyak tenaga kerja mengalami kemunduran, sementara industri tekstil dan pertanian juga terpukul. Di sisi lain, PHK dan pengangguran meluas akibat deindustrialisasi nasional.


"Negara yang diuntungkan oleh perdagangan bebas tanpa hambatan tarif adalah yang mempunyai industri produk ekspor," tambah Haris.


Haris menyebutkan bahwa ajaran Gandhi tentang gerakan swadesi, yang berarti 'makan dan pakai apa yang dihasilkan oleh negeri sendiri', sangat relevan. Konsep ini mengarah pada Swarajya (kemerdekaan) yang bertumpu pada kekuatan sendiri (self-reliance). Begitu pula dengan Trisakti yang diwariskan oleh Bung Karno, yang menekankan kedaulatan politik, kemandirian ekonomi, dan kepribadian nasional.


Berdasarkan data BPS, produksi gabah kering giling (GKG) pada periode Januari-April 2025 mencapai 24,22 juta ton, dengan produksi beras mencapai 13,95 juta ton. Angka ini merupakan yang tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. Konsumsi beras domestik tercatat sekitar 10,37 juta ton, sehingga Indonesia tidak perlu lagi mengimpor beras.


Pada pertengahan April 2025, Perum Bulog berhasil menyerap 1,4 juta ton gabah dari target 2 juta ton. Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) juga menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp6.500 per kilogram.


Presiden Prabowo melakukan reformasi dengan menyederhanakan sistem distribusi pupuk, yang kini hanya melibatkan Kementerian Pertanian, Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC), dan petani. Kebijakan ini mempercepat distribusi pupuk dan meningkatkan konsumsi pupuk di kalangan petani.


Haris menekankan bahwa semangat Pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia, menyertai kebijakan pemerintah untuk melindungi industri pertanian. Meskipun masih ada kekurangan dalam implementasi kebijakan strategis, niat baik pemerintah telah terbukti melalui langkah nyata melindungi petani dan industri pertanian.


Haris berharap pengusaha nasional mulai masuk ke sektor pertanian. Ia juga mendorong perguruan tinggi untuk terlibat dalam riset dan inovasi terkait bibit dan teknologi pertanian, agar hasil pertanian semakin melimpah. Dengan demikian, cita-cita menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia dapat terwujud.


"Menurut saya, selama seorang pemimpin punya niat baik untuk rakyat dan bangsanya, Insya Allah wahyu akan menyertai, melandasi, dan menuntunnya. Mari menanam," tutup Haris.

Kamu harus terdaftar atau login untuk berkomentar Masuk?

Berita Terkait

Follow US

Top Categories