clock December 24,2023
Disertasi Bahlil : Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia.

Disertasi Bahlil : Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia.

VOXINDONESIA.COM - Studi doktoralnya membahas empat dampak hilirisasi yang perlu disesuaikan kebijakannya.


Pertama ketidakadilan dana transfer daerah; kedua kurangnyw andil pengusaha daerah; ketiga terbatasnya perusahaan untuk hilirisasi bernilai tambah tinggi; dan keempat belum terdapat rancangan diversifikasi pasca-tambang.


Beberapa permasalahan yang ditemukan Bahlil pun dijawab dengan empat rekomendasi kebijakan. 


Pertama, melakukan formulasi ulang terhadap alokasi dana bagi hasil (DBH), terkait program hilirisasi.


Ia menyarankan DBH ditingkatkan  30-45 persen menjadi penerimaan negara. 


Saran kedua, menekankan perlunya penguatan kebijakan mitra bersama pengusaha daerah.


Penyediaan dana jangka panjang direkomendasikan dalam disertasinya tsb, perlu disediakan  kepada  sejumlah perusahaan hilirisasi nasional.


Ia mengajukan pertanyaan mendasar: mengapa nilai tambah hilirisasi hanya diperoleh pihak asing?


“Jawabannya, dikarenakan  perbankan nasional yang belum membiayai investasi di sektor hilirisasi,” ujarnya.


Ia juga merekomendasikan, perlu ketentuan yang mewajibkan investor menjalankan diversifikasi dalam jangka panjang.


Apa yang menarik dari diskusi pada acara buka bersama itu?


Bahli Lahadalia ingin mengatakan bahwa ia adalah “The Man of Action”, bertindak dulu, bukan makhluk omon2. Tentu dengan dasar pengetahuan praktek yang teruji, sebagai individu yg sering ia nyatakan: “sejak belum lahir hidup saya sudah susah,” karena bersal dari keluarga sangat miskin di Papua.


Namun dengan pengalamannya sebagai aktivis, pengusaha dan politisi sukses menduduki jabatan mentri bahkan ketua partai besar, ia ingin melengkapi identitas pribadinya sebagai orang terdidik. 


Menjadi “the man of thingking” sebagaimana teori Prof Daoed Yoesoef (1978) dalam kontek yg berbeda tetapi relevan utk memahami tokoh muda Papua ini dalam perspektif teori Sosiologi Biografi Howard S. Becker (1970). 


Becker berpendapat, biografi individu dapat digunakan sebagai alat untuk memahami proses sosial dan bagaimana individu membangun identitas sosial mereka melalui pengalaman hidup mereka.


Melalui teori dan metologi Sosiologi Biografi itu, Becker ingin memahami secara empirik bagaimana seorang individu menginterpretasikan dan memberikan makna pada pengalaman hidup seorang tokoh yang mempengaruhi interaksi sosial mereka dengan orang lain.


Dengan pemahaman seperti itulah mungkin Rektor Universitas memutuskan utk memberikan kesempatan kepada praktisi bisnis dan politik tergolong sukses itu untuk memperbaiki disertasinya serta mempublikasikannya di jurnal ilmiah yg kredibel.


RS Mayapada Jaksel, 19 Maret 2025.


Penulis adalah wartawan senior, sosiolog alumni UI. Partisipant observer, pengurus DPP Golkar 1988-2004 dan anggota DPR-RI 2 periode pemilu.

Kamu harus terdaftar atau login untuk berkomentar Masuk?

Berita Terkait

Follow US

Top Categories